Hello Kitty Touching Lip

Rabu, 14 Desember 2016

Makalah Ekspor Karet dan Kelapa Sawit





TUGAS PENGANTAR EKONOMI MAKRO
EKSPOR KELAPA SAWIT dan KARET







Disusun Oleh :
1.                     Alya Maherka Ekaputri  (B12.2016.03128)
2.                      Nor Lailatul Fitriyah     (B12.2016.03124)
3.                      Irma Kusuma Rosalina  (B12.2016.03207)
4.                      Presya Indriyana            (B12.2016.03134)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Tahun Ajaran 2016
Universitas Dian Nuswantoro


Daftar Isi :

 

 

KELAPA SAWIT

Pendahuluan :

1.1Latar Belakang

Kelapa sawit  merupakan salah satu komoditi perkebunan yang menghasilkan minyak sawit mentah menjadi andalan komoditi ekspor Indonesia. Kelapa sawit memiliki peran strategis karena : (1) kelapa sawit merupakan bahan baku utama dari minyak goreng  sehingga pemasukkan secara bertahap menjaga kestabilan harga tersebut. (2) kelapa sawit merupakann komoditi pertanian andalan non migas yang mempunyai prospek yang baik. (3)  dalam proses produksi mampu mengelolah dan menciptakan kesempatan kerja dan meningkatkan kesejahteraan maasyarakat.
      Minyak kelapa sawit merupakan komoditas ekspor yang sangat menguntungkan karena harga minyak sawit di pasar internasional cenderung selalu mengalami peningkatan . Pengembangan kelapa sawit melalui perluasan area tanah.
      Perkembangan luas area dan produksi kelapa sawit di Indonesia semakin meningkat dari tahun 2001 sampai 2010 , yang diikuti dengan produksi yang cendurung meningkat. Hal ini merupakan peluang besar bagi Indonesia untuk mengekspor kelapa sawit di dunia internasional.
      Pengertian ekspor merupakan penganekaragaman barang ekspor dengan memperbanyak macam dan jenis barang yang di ekspor misal Indonesia awalnya mengekspor tekstil dan karet kemudian menambah komoditas ekspor seperti kayu lapis, rumput laut, dan lain-lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Ekspor :
1.      Faktor Eksternal :
a.       Kepercayaan antara eksportir (yang mengekspor) dan importir (yang mengimport)
b.      Pemasaran
c.       Sistem kuota dan kondisi hubungan perdagangan dengan negara lain
d.      Keterkaitan dalam keanggotaan organisasi internasional
e.       Kurangnya pemahaman akan tersedianya bahan internasional.
2.      Faktor Internal
a.       Persiapan teknis
b.      Kemampuan dan pemahaman transaksi luar negeri
c.       Pembiayaan
d.      Kekurangsempurnaan dalam mempersiapkan barang






Jumlah Perusahaan pengahasil kelapa sawit di Indonesia
Tahun
Jumlah
2008
1.146
2009
1.151
2010
1.176
2011
1.217
2012
1.150
2013
1.601

               



Data Ekspor Kelapa (Sawit 5 tahun terakhir )
Tahun
 Jumlah  (Ton)
2010
17,1  Ton
2011
17,6  Ton
2012
18,2 Ton
2013
22,4  Ton
2014
21,7  Ton
2015
26,4 Ton


 

 

Pembahasan Tabel

Ekspor kelapa sawit dari tahun ke tahun semakin meningkat. Karena Permintaan meningkat dan menguntungkan indonesia dengan alasan :
1.      Permintaan internasional kelapa sawit yang besar dan terus berkembang seiring dengan kenaikan jumlah global.
2.      Biaya produksi kelapa sawit di indonesia sangat murah.
3.      Tingkat produktivitas yang lebih tinggi karena budidaya kelapa sawit sudah di tingkatkan secara signifikan baik oleh petani kecil maupun para pengusaha besar di Indonesia.
4.      Biaya logistik yang tinggi karena kurangnya kualitas san kuantitas infrastruktur.




Kebiijakan Ekspor :

1.      Diversifikasi ekspor atau menambah keragaman barang ekspor
2.      Subsidi Ekspor
3.      Premi Ekspor
4.      Dievaluasi
5.      Meningkatkan promosi dagang ke luar negeri
6.      Menjaga kestabilan nilai kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing
7.      Mengadakan Perjanjian kerjasama ekonomi baik bilateral (2 negara ) atau multilateral (lebih dari 2 negara) .



Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Karet merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang mempunyai peran cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia dan menjadi salah satu komoditi ekspor unggulan Indonesia dalam menghasilkan devisa negaraa di luar minyak dan gas. Sekitar 90% produksi karet di Indonesia diekspor ke mancanegara seperti Malaysia, Singapore, Thailand, Amerika , Papua Nugini. Hal tersebut disebabkan karena pengolahan karet di Indonesia cukup meningkat dan mengalami perkembangan .
 Indonesia merupakan negara dengan penghasil karet terbesar di dunia. Meskipun demikian produksi karet di Thailand pertahun lebih besar di bandingkan dengan produksi karet di Indonesia. Keadaan ini disebabkan oleh rendahnya produktivitas di Indonesia dan masih dijual dalam bentuk mentah dengan mutu rendah. Karena industri pengolahan karet belum berkembang dengan baik.
Negara tujuan ekspor karet Indonesiaterbesar adalah :
1.      Amerika Serikat
2.      Tiongkok
3.      Jepang
4.      Singapira
5.      Brazil
6.      India
7.      Korea
8.      Kanada
9.      Jerman
1-    Turki


Variabel independen yang akan digunakan adalah produksi karet alam Indonesia, harga minyak mentah dunia, harga ekspor karet alam Indonesia, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar. Sedangkan variabel dependennya Faktor-faktor yang mempengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia.
                   Volume ekpor karet alam Indonesia. Berdasarkan hasil dari IRF, dapat diketahui variabel yang paling berpengaruh terhadap volume ekspor pada saat terjadi goncangan adalah produksi karet alam Indonesia. Apabila terjadi guncangan sebesar satu deviasi maka akan langsung direspon negatif oleh volume ekspor dengan penurunan sebesar 1 persen pada periode ketiga. Namun setelah itu akan direspon positif dengan kenaikan sebesar 1,6 persen sebelum akhirnya mulai stabil pada periode ke-9. Sedangkan variabel lainnya pada saat terjadi goncangan tidak terlalu mempengaruhi volume ekspor karet alam Indonesia. Berdasarkan hasil dari FEVD, dapat diketahui volume ekspor pada jangka panjang lebih banyak dipengaruhi oleh produksi karet alam yaitu sebesar 50 persen dan nilai tukar sebesar 29 persen.
                   Peran nilai tukar terhadap volume ekspor dalam jangka panjang dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada jangka panjang kestabilan nilai tukar akan meningkatkan volume ekspor. Hal ini disebabkan karena dengan menurunnya faktor ketidakpastian maka resiko yang ditanggung oleh para importir menurun juga sehingga para importir karet alam tidak akan ragu-ragu dalam meningkatkan impor karet alam dari Indonesia. Pada jangka panjang, ekspor karet alam Indonesia juga sangat dipengaruhi oleh produksi karet alamnya. Hal ini disebabkan karena volume ekspor tergantung pada produksi karet alam Indonesia. Tanaman karet adalah tanaman tahunan yang memerlukan waktu untuk dapat berproduksi. Kenaikan permintaan karet alam tidak dapat direspon secara cepat oleh produksi karet alam tersebut. Pada jangka panjang apabila produksi karet alam meningkat, maka volume ekspor akan meningkat. Dari hasil IRF dan FEVD maka dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap volume ekspor pada saat terjadi guncangan adalah variabel produksi karet alam. Namun pada kenyataannya variabel ini jarang terjadi guncangan yang berarti. Hal ini disebabkan karena tanaman karet merupakan tanaman tahunan sehingga tingkat produksi karet dapat diantisipasi dan dapat diperkirakan produksi setiap tahunnya.
                   Sedangkan variabel lain yang sering mengalami guncangan seperti harga minyak mentah dunia dan harga ekspor karet alam Indonesia, tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap volume ekspor karet alam Indonesia. Pada jangka pendek dan jangka panjang, kontribusi terhadap pembentukan volume ekspor karet alam lebih banyak didominasi oleh produksi karet alam itu sendiri. Berdasarkan kesimpulan diatas maka dapat diketahui bahwa dinamika ekspor karet alam Indonesia tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap perubahan volume ekspor karet alam Indonesia serta perlu adanya usaha pemerintah untuk dapat meningkatkan produksi karet alam dalam rangka meningkatkan volume ekspor karet alam Indonesia.

Data jumlah eksporkaretke Luar Negeri


Tahun
Jumlah
2010
2,20 Ton
2011
2,55 Ton
2012
2,80 Ton
2013
2,70 Ton
2014
2,60 Ton
2015
2,30 Ton

Pada tahun 2010, jumlah ekpor karet mencapai 2,20 Ton. Hal ini di sebabkan karena meningkatnya permintaan pasar dari luar negeri terhadap salah satu komoditas unggulan Indonesia ini. kemudian pada tahun 2011 naik mencapai 2,55 ton . kenaikan dari tahun 2011 ke 2012 sebesar 0.35 atau 15,9% .Dari tahun 2012 hingga 2015 nilai ekspor karet terus menurun. pada tahun 2012 ke 2013 mengalami penurunan sebesar 0,25 atau 9,8% . Turunnya jumlah ekspor karena disebabkan harga pasar karet di pasar internasional turun. pada tahun 2013 ke 2014 jumlah ekspor karet mengalami penurunan sebesar 0,10 Ton .  Pada tahun  2015 ekspor karet menurun tajam sebesar  0.30 Ton atau 300 Kg. Penurunan tajam ini terjadi akhibat gangguan produksi berupa ketidakpastian cuaca dan masih rendahnya harga komoditas itu di pasar dunia.Volume karet meningkat tetapi nilai ekspornya mengalami penurunan.
Kebijakan  Ekspor
Saat ini,kebijakan yang mengatur sektor karet nasional tercakup dalam Permendag No. 10/M-DAG/PER/4/2008 tentang Ketentuan Karet Alam Spesifikasi Teknis Indonesia (SIR) yang diperdagangkan ke Luar Negeri dan Permendag No. 53/M-DAG/PER/10/2009 tentang Pengawasan Mutu Bahan Olah Komoditi Ekspor Standard Indonesia Rubber yang diperdagangkan.



Landasan hukum ekspor

a.       Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 558/MPP/Kep/12/1998 tanggal 4 Desember 1998 tentang Ketentuan Umum Dibidang Ekspor sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomer 01/MDAG/PER/1/2007 tanggal 22 januari 2007
b.      Undan-Undang Nomer 17 Tahun 2006 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomer 10 Tahun 1995 Tentang Kepabeanan
c.       Peraturan Menteri Keuangan Nomor 145/PMK.04/2007 Tentang Ketentuan Kepabean Dibidang Ekspor
d.      Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomer P-40 /BC/2008 JO . P-06 BC 2009 JO .P-30 /BC 2009 JO .P27 BC/2010 Tentang Tata Laksana Kepabeanan Dibidang Ekspor.
e.       Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomer P-41 BC 2008 Tentang Pabean Ekspor



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar